Sabtu, 28 Februari 2009

Aman Bersama LINUX

Aman 1 : LINUX dan VIRUS
Salah satu permasalahan dunia komputer saat ini, dengan berkembangnya INTERNET yang luar biasa cepat adalah virus dan worm. Hampir semua virus/worm yang menyerang pengakses internet adalah virus/worm untuk komputer berbasis MS Windows. Akibatnya, pengguna windows harus selalu siap menderita atau kecewa karena terganggu virus/worm.

Berbahagialah pengguna komputer berbasis LINUX, karena sangat sulit virus berkembang di komputer desktop LINUX. Virus yang dibuat untuk windows tidak merusak LINUX. Bukan berarti tidak ada virus di LINUX,namun virus (lebih tepat disebut worm atau cacing) yang pernah ada, hanya menyerang server LINUX yang kurang terawat atau terlambat di-update keamanannya.

Aman 2 : LINUX dan kecepatan Update/Patch
Masalah kelemahan software buatan manusia (Bug atau hole) dapat diatasi dengan cepat karena ketersediaan kode sumber program (Source Kode). Tidak perlu minta izin kepada pembuat untuk memperbaiki Bug atau menutup hole. jika tidak bisa memperbaiki sendiri, dapat minta tolong orang lain. Jika menggunakan program proprietary, kita hanya dapat menyerahkan atau melaporkan ke pengembang, lalu menunggu perbaikan dari pengembang.

Namun, keamanan jaringan tidak semata-mata ditentukan open atau closed, tapi lebih penting adalah orang yang menjaganya (administrator). Ketersediaan source kode menjadikan nilai keamanan LINUX lebih baik kerena tidak tergantung ke vendor, dan tidak perlu izin untuk memperbaikinya.





Mudah bersama LINUX

Mudah 1 : LINUX dan GUI
Linux tidak seperti windows yang hanya memiliki satu GUI (Graphical User Interface). Misalnya,Windows XP hanya memiliki GUI XP. Windows tidak mudah berganti-ganti GUI atau menjalankan beberapa GUI secara bersamaan.TANPA RESTART. Windows,sesuai namanya tidak bisa hidup tanpa GUI.

LINUX tidak punya Windows,tapi LINUX punya "window-window" atau X-Window. Artinya,secara berssamaan kita dapat menjalankan beberapa GUI,misalnya KDE (mirip Windows XP), GNOME (mirip machintosh), ICEWM (mirip Windows 95/98), fvwm (mirip windows 3.11), dan lain-lain. Lebih hebat lagi,LINUX dapat hidup tanpa GUI. Jika MS Windows tanpa GUI,namanya berubah menjadi MS DOS.

Server-server berbasis LINUX, misalnya Mail server qmail yang setara MS Exchange server,dapat bekerja dengan baik pada komputer Pentium I atau yang lebih kuno, dengan RAM 64 MB atau lebih kecil. LINUX memiliki TUI (Text User Interface) untuk mengadministrasi sistem,misalnya YaST di SUSE dan Drakxconf di MANDRIVA (LINUX).TUI untuk mengadministrasi sistem ini dapat berjalan tanpa X Windows.

LINUX dapat memiliki GUI seperti Windows XP dengan hardware yang setara dengan persyaratan untuk Windows XP,misalnya minimal Pentium III, RAM 128 MB,dan sebagainya.

Mudah 2 : Cara mendapatkan LINUX dan Supportnya
Banyak cara untuk mendapatkan LINUX dan program-program OpenSource. Cara yang paling enak adalah mendownload langsung dari internet jikaanda memiliki akses Internet murah dan cepat.Cara lain adalah dengan membeli CD, buku, majalah, atau meng-copy dari teman.

Suport LINUX juga mudah diperoleh dari INTERNET. Jika anda memiliki anggaran, Anda bisa membayar perusahaan yang bergerak di bidang OpenSource untuk support, seperti yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan software proprietary. Daripada pemerintah membayar lisensi Windows, MS Office, dan aplikasi lainnya senilai Rp.11 triliyun, lebih baik digunakan untuk membayas support, training, pengembangan software oleh bangsa sendiri (kemandirian bangsa).

Mudah 3 : Cara memilih Distro LINUX
Berbeda dengan pengembangan tertutup,pengembangan software OpenSource mengakibatkan banyak peluang yang dapat diraih oleh orang-orang dinegara miskin seperti INDONESIA. Semua orang dapat mengembangkan LINUX untuk kebutuhannya. Salah satu hasilnya,banyak pilihan distro atau kumpulan program brebasis LINUX dalam satu paket CD, DVD, atau server di INTERNET.

Banyaknya distro ini bisa menjadi kendala bagi yang suka keseragaman, meskipun di beberapa perusahaan biasanya ada kecenderungan memilih distro yang sama demi kemudahan perawatan dan updatenya. Bahkan beberapa lembaga atau negara mengembangkan distro sendiri agar sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya, Red Flag di China dan IGOS Nusantara atau BlankON di INDONESIA.

Cara praktis adalah dengan memilih distro yang banyak digunakan teman atau orang di sekitar kita. Salah satu tujuannya, agar mudah mendapatkan bantuan bila ada masalah. Contohnya,beberapa distro yang paling banyak digunakan di INDONESIA awalnya adalah Ubuntu atau Debian dan turunannya, Red Hat atau Fedora, Mandriva, dan SUSE. Di negara lain ( berdasar data di www.distrowatch.com) tidak berbeda jauh.





 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls